Sabtu, 26 April 2014

Untukmu, Bidadari Surgaku

Untukmu,
Perempuan yg aku kagumi,
Teman pendamping hidup dan mati,
Sahabat penghias mimpi dan hari,
Cinta penentram batin dan sanubari,
Kekasih tempat melabuh hati,
Ibunda dari penerus generasi,
Bidadari surgawi, yg denganmu aku ingin hidup abadi.

Entah dimana engkau sekarang, entah apa yg engkau lakukan sekarang,
Aku berdo'a semoga engkau dalam keadaan baik-baik saja, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Kadang aku bertanya dalam diriku, sebenarnya kamu siapa? Kamu adalah perempuan yg mana?
Aku tidak tau siapa dirimu, mungkin aku telah mengenalmu, dan mungkin aku belum mengenalmu.
Kadang aku berfikir, kenapa tidak secepatnya kamu hadir di hadapanku? Apakah kamu tidak merindukanku?
Aku merindukanmu, walaupun aku tidak tahu kamu siapa dan apakah kamu merindukanku.
Tapi takdir Allah lah yg menentukan. Tak ada sesuatu yg terjadi keluar dari apa yg Allah gariskan.
Mungkin saat ini kita belum saling bertemu, mungkin saat ini kita belum saling mengenal.
Allah sembunyikan kamu dariku, dan aku darimu, sampai waktu yg tepat datang.
Mungkin juga saat ini kita sudah saling mengenal, sudah saling dekat.
Tapi jika waktu yg Allah janjikan belum tepat, kita tak kan pernah menyatu.
Seperti dua lautan yg Allah takdirkan untuk bertemu, tapi tidak bersatu.
Kita adalah aktor, tapi tetaplah Allah yg menjadi Sang Produser,
Kita adalah puzzle dan kepingannya, tapi tetaplah Allah yg menjadi Sang Pemain,
Kita adalah mimpi-mimpi, dan hanya Allah lah yg mampu mengatur dan merangkainya.
Semuanya Allah lakukan dengan waktu yg tepat, dengan cara yg tepat.
Terpujilah Allah, kembalikan semuanya ke Allah.

***

Ya Allah, jikalau kami belum pantas berjumpa, maka sembunyikanlah kami sampai kami Engkau mantapkan, dan pantaskanlah kami untuk berjumpa dalam tangguh waktumu.
Jikalau kami belum pantas mencintai, maka cabutlah cinta kami sampai kami mencintai Engkau seutuhnya, dan pantaskanlah kami untuk bersama menggapai cintaMu
Jikalau kami belum pantas memiliki, maka cabutlah rasa ketakutan kami atas kehilangan selain Engkau, dan pantaskanlah kami untuk memiliki rasa cinta ini.
I wish i had no love, except for Allah's sake.
Tak pernah sedikitpun terbesit untuk membenci,
Tak pula untuk menjauh pergi,
Tak juga untuk menghilang dari hari,
Aku hanya butuh sedikit waktu untuk duduk sendiri,
Sekedar merenungi apa yg telah terjadi,
Sejenak memikirkan apa yg akan datang nanti,
Dan akhirnya, menyadari akhir semua ini.

Maaf teman,
Aku tak bisa membencimu.
Maaf sahabat,
Aku tak bisa menjauh darimu.
Maaf dek,
Aku ingin berteman denganmu, lagi.
Masihkah kamu izinkan?


Menunggu maafmu,

Aku

Selasa, 08 April 2014

Fenomena

Cinta mungkin adalah salah satu anugerah terindah yang Allah berikan pada makhluknya. Ia nya tak mengenal masa, usia, raga, dan dimensi yang memisahkan antara kedua manusia. Manusia tumbuh dengan cinta orang tua dan keluarga, berkembang dengan cinta teman dan lingkungannya, dan dewasa dengan cinta kepada pasangannya. Tapi cinta yang terbesar tetaplah milik Allah bagi setiap hambanya. 

Entah sejak kapan manusia mulai mengenal cinta kepada lawan jenisnya, cinta yang melebihi sekedar kecintaan seorang teman terhadap temannya, kecintaan seorang sahabat kepada sahabatnya. Cinta kadang berlawanan dengan akal manusia. Manusia terkadang tak memiliki keinginan untuk mencintai lebih dari haknya, tapi cinta bukanlah ilmu yang bisa dipelajari, dikembangkan, dan dihasilkan dari usaha demi usaha. Ia kadang tumbuh di hati manusia dari pertemuan singkat, berkembang dengan senyuman hangat, dan bersemi dengan perhatian yang tersurat.

Cinta adalah fitrah, tak ada yang salah dengan memiliki perasaan cinta. Mencintai adalah anugrah, dicintai adalah berkah. Semuanya datang dari Allah, Zat yang kepada-Nya terpulang seluruh rasa cinta.

Sayang, sebagian manusia salah dalam menyikapi cinta. Terjerumus dalam jurang yang fana, tersesat dalam gua yang hampa. Sekali lagi, tidak ada yang salah dengan cinta, yang salah hanyalah bagaimana kita menyikapinya. Karena cinta hanya bisa menjadi cinta yang hakiki apabila disikapi dengan tepat; menikah.