Kamis, 07 Februari 2013

Aku Bangga Jadi IRK!



IIUM, International Islamic University Malaysia, The Garden of Knowledge and Virtue, kampusku saat ini. Seolah tak mungkin aku akhirnya menjejakkan kakiku disini dan menjadi salah seorang mahsiswanya. Karena universitas ini hampir dapat diibaratkan dengan kata "perfect" dalam kamus bahasa Inggris. Lecturer yang cerdik cendikia, subjek yang lengkap, lingkungan yang kondusif, fasilitas yang memadai, sampai ke bahasa yang digunakan juga bertaraf internasional; Inggris dan Arab. Sebenarnya kuliah di universitas ini bukanlah keinginanku, tapi perlu digarisbawahi aku tidak mau kuliah disini bukan karena kemampuanku yang kurang, aku yakin dengan kemampuanku. Yang menjadi masalah adalah biaya yang sangat besar. Tapi orangtuaku menyatakan sanggup dan memintaku tidak usah memikirkan masalah biaya, finally kata-kata dari Miss Eiffel meyakinkanku untuk kuliah disini, "Kalau biayanya emang besar, seharusnya abang bersyukur dan berusaha buat memberikan yang terbaik buat orangtua abang". Dan aku pun berangkat, memulai hidup di negeri tetangga.

Rintangan yang harus kulewati pertama kali sebelum mulai kuliah adalah ujian bahasa; Arabic Placement Test dan English Placement Test. Dan perlu digarisbawahi sekali lagi, ujian ini sulit, pake banget. Aku ingin putus asa, tapi aku ingat banyak orang yg menaruh harapan di pundakku. Maka aku pun berusaha semaksimal mungkin. Tak lupa kunci sukses dari pondok dulu selalu kuamalkan; berdoa, mendoakan dan minta doa. Tanggal 2 Februari kemarin hasil ujian keluar, dan alhamdulillah saya lulus di keduanya. It means, study starts now!

 Ohya, aku lupa bilang kalau disini ada bermacam-macam fakultas juga, mulai dari kedokteran, pendidikan, teknik, sampai yang religius gitu. Tapi namanya agak berbeda sedikit, contohnya pendidikan disebut education, teknik disebut information communication technology atau disingkat ICT. Dan aku masuk ke fakultas IRK, Islamic Revealed Knowledge, yah seperti yang terakhir aku katakan terakhir, IRK itu tentang religius-religius gitu :)

Apa respon teman-teman ketika mendengar aku masuk ke IRK? Dengan tanpa basa-basi mereka berkata sambil tertawa terbahak-bahak, "Nko mau jadi apa nanti? Nko mau jadi dukun? Mau buat agama baru?". Dan aku hanya bisa tersenyum kecut. Jujur saja, aku juga ga tau mau jawab apa *hahaha*. Aku hanya ingin menjadi seorang pengajar walaupun mungkin hanya pengajar pengajian atau kursus. Kadang melihat "mereka" yang mengambil teknik atau ekonomi, "mereka" yang sudah punya gambaran apa pekerjaan mereka nanti, ada rasa kesel di hati.

Kemudian aku masuk kelas Creative Thinking and Problem Solving. Lecturer nya perempuan, agak tua, dan perawakannya agak kecil, juga cerewet. Dengan bahasa inggrisnya yang luar biasa cepat dia berkata (maaf saya terjemahkan ke bahasa indonesia), "Manusia butuh berfikir untuk membuat keputusan dalam hidupnya. Lihat sekarang banyak manusia yang tidak berfikir. Apa kalian tau aturan di kampus ini tidak boleh berdua-duaan? Kalian tau, tapi lihat banyak yang melakukannya. Dan kebanyakan pelakunya adalah anak-anak IRK. Anak-anak IRK saya akui pintar, berpengetahuan, tapi mereka tidak diamalkan. Mereka berfikir tapi tidak bisa membuat keputusan yang baik. Saya tidak menyinggung IRK tapi seperti itulah kenyataan IRK". Sore itu, aku pulang dengan rasa dongkol yang amat sangat.

Tapi esoknya aku masuk ke kelas lain, Introduction To Al-Fiqh. Lecturer nya seorang bapak-bapak, baik, humoris dan friendly. Dia memulai kelas dengan perkenalan sedikit dari masing-masing mahasiswa dan disertai pertanyaan dalam bahasa arab (sekali lagi maaf saya terjemahkan ke bahasa Indonesia), "Mau jadi apa kalian setelah selesai dari universitas ini?". Satu hal yang membuatku terkejut, dari sekitar 20 mahasiswa dikelas itu, hampir semuanya menjawab mereka ingin menjadi pengajar. Kuulangi sekali lagi, P-E-N-G-A-J-A-R. Walaupun jenisnya berbeda-beda, seperti ustazah, lecturer, punya pondok, dan lan sebagainya. Sesaat aku merasa, ternyata aku masih punya banyak teman yang seperjuangan. Dan diakhir lecturer berkata, "Saya terkejut karena antum semuanya mau jadi guru. Tak satupun dari kalian yang mau jadi pegawai bank ataupun menteri ataupun profesi apa gitu yang bisa menjadikan kamu semua kaya secara cepat. Tapi kamu semua hebat, kamu semua tidak berdagang dengan manusia, kamu berdagang dengan Allah dan Rasul-Nya. Jangan takut, sekarang lihat ke parkiran, mobil dosen mana yang paling bagus? Bukan dosen tekhnik atau ekonomi. Tapi dosen IRK! Percayalah antum akan sukses kalau antum ikhlas dan benar-benar berusaha". Sore itu aku pulang dengan keadaan yang 180 derajat berbeda dengan sehari sebelumnya. Aku gembira. Dan aku bangga jadi IRK!

Jauh daripada itu, seharusnya kita tak pernah takut untuk menjadi seorang yang berjuang dijalan Allah. Tidak seharusnya kita takut miskin karena kita tidak menjadi pegawai bank, tidak menjadi politikus, tidak menjadi anggota DPR. Rezeki sudah diatur, tinggal manusia yang berusaha; kita! Selain itu kalau bukan kita yang berjuang untuk agama kita, siapa lagi? Hidup Islam! Hidup IRK!

Minggu ini kuliah belum aktif secara sepenuhnya, tapi minggu depan akan aktif seperti biasa. Bismillah, aku akan memulai kuliahku di universitas ini sebagai seorang IRK, dan aku akan lulus sebagai seorang BIRKH, Bachelor of Islamic Revealed Knowledge.

Hidup IRK!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar