Senin, 31 Oktober 2011

Manusia itu Makhluk (jejaring) Sosial


Siapa yang tak kenal facebook? Siapa yang tak kenal twitter? Dua situs jejaring sosial yang paling “wah” abad ini. Dari anak kecil TK sampai kakek-kakek hampir semuanya memiliki akun dua situs jejaring sosial ini. Situs yang berlogokan huruf “F” dan “burung berkicau” ini menawarkan banyak fitur yang sangat menarik bagi umat manusia terutama anak muda. Bayangkan, kalau dulu anda harus bersusah-payah mengunjungi puluhan teman anda, menelpon mereka satu persatu, hanya untuk sekedar mengucapkan “selamat idul fitri ya…”. Tapi sekarang, cukup dengan menyambungkan komputer anda dengan modem, ketik beberapa kalimat maka ucapan selamat hari raya anda sudah dapat dinikmati seluruh teman-teman anda. Bahkan teman-teman lama anda pun dapat ditemukan dengan begitu mudahnya dengan dua situs ini. Anda pun bisa chattig dengan teman-teman anda di seluruh penjuru dunia seolah-olah ia berada disamping anda. Dengannya jarak sejauh apapun terhapus. Dan dengan 128 huruf, anda bisa menjadi seorang selebritis di dunia maya.


Tapi, setiap sesuatu yang memiliki nilai positif, selalu memiliki nilai negatif.

Komunikasi dunia maya yang begitu menggiurkan ini, perlahan-lahan menjauhkan manusia dari dunia nyata. Manusia yang sejatinya makhluk sosial, mulai melupakan inti dari kata “sosial” itu. Berapa jam yang kita habiskan untuk ber-facebook-ria? Berapa ongkos yang kita keluarkan di warnet untuk berkicau-kicau? Tak jarang, kita melupakan pekerjaan dan kewajiban kita. Tak jarang, kita menjadi egoistis mementingkan diri kita sendiri untuk online daripada membantu teman-teman kita sendiri. situs jejaring sosial benar-benar hampir menguasai seluruh dunia. Saat ini, hanya sepersekian persen lapisan masyarakat yang tidak memiliki akun jejaring sosial. Akankah kita terus begini?

Alangkah baiknya jika segala sesuatu itu dijalankan seperti apa seharusnya benda itu dibuat. Facebook dan twitter dibuat untuk membantu manusia dalam masalah komunikasi, bukan untuk memperbudak manusia dalam masalah komunikasi, bahkan segala hal. Mari bersama kita ubah pola pikir kita, karena kita adalah manusia, dan manusia adalah makhluk sosial, bukan makhluk jejaring sosial.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar