Jumat, 04 November 2011

~~~ :)

Ketika kau tertawa, bungkuslah tawamu dalam senyuman...
Ketika kau menangis, endapkan tangismu dalam senyuman...
Tak perduli apa yang terjadi, tunjukkan senyummu pada dunia...
Cukup senyummu yang mereka tahu...
Apa yang didalamnya biarkan hanya untukmu dan Tuhanmu...



Tersenyum adalah hal yang paling mudah dan sederhana, tapi terkadang sangat sulit untuk dikerjakan. Tersenyum hanya membutuhkan 17 otot muka (dibandingkan dengan mengerutkan muka yang membutuhkan 43 otot muka), tentunya sangat mudah untuk dikerjakan. Tapi apa yang kita temukan saat ini, jarang orang yang mampu untuk tersenyum, entah dikarenakan menumpuknya masalah ataupun ia telah lupa dengan cara tersenyum. Senyuman tulus ikhlas dari hati adalah salah satu hal tersulit untuk dikerjakan di dunia ini. Padahal dengan tersenyum kita akan merasa lebih ringan menghadapi segala masalah kita. Wajah yang tersenyum tentunya juga "enak" dipandang oleh orang lain yang sedang kesulitan. Maka, tersenyumlah. Untukmu, untuk hidupmu, untuk orang-orang yang kamu sayangi. Tersenyumlah untuk Sang Maha Agung.

Tak perduli apa yang terjadi...
Cukup senyummu yang mereka tahu...

Senin, 31 Oktober 2011

Manusia itu Makhluk (jejaring) Sosial


Siapa yang tak kenal facebook? Siapa yang tak kenal twitter? Dua situs jejaring sosial yang paling “wah” abad ini. Dari anak kecil TK sampai kakek-kakek hampir semuanya memiliki akun dua situs jejaring sosial ini. Situs yang berlogokan huruf “F” dan “burung berkicau” ini menawarkan banyak fitur yang sangat menarik bagi umat manusia terutama anak muda. Bayangkan, kalau dulu anda harus bersusah-payah mengunjungi puluhan teman anda, menelpon mereka satu persatu, hanya untuk sekedar mengucapkan “selamat idul fitri ya…”. Tapi sekarang, cukup dengan menyambungkan komputer anda dengan modem, ketik beberapa kalimat maka ucapan selamat hari raya anda sudah dapat dinikmati seluruh teman-teman anda. Bahkan teman-teman lama anda pun dapat ditemukan dengan begitu mudahnya dengan dua situs ini. Anda pun bisa chattig dengan teman-teman anda di seluruh penjuru dunia seolah-olah ia berada disamping anda. Dengannya jarak sejauh apapun terhapus. Dan dengan 128 huruf, anda bisa menjadi seorang selebritis di dunia maya.


Tapi, setiap sesuatu yang memiliki nilai positif, selalu memiliki nilai negatif.

Selasa, 25 Oktober 2011

FISH-EYE

Kamis, 13 Oktober 2011
RSI Fathimah, 09.40,


“Coba posisinya tengkurap”
“Begini dok?”
“Satu badan tengkurap, santai aja”
“Kalo sambil smsan gimana dok?”
“Gapapa malah bagus supaya ga kerasa”
“…”
Ini Rumah Sakit serius apa ngga sih??

“Ini biusnya agak sakit, jadi ditahan ya”
“Iya dok… Auw!”
“Gimana rasanya? Agak tebal kan kulitnya?”
“I… iya dok”

Sabtu, 22 Oktober 2011

Pahami Diri Kita

 

Kita tidak punya kewajiban untuk memahami diri orang lain, dalam konteks tidak egois tentunya. Yang harusnya kita pahami itu adalah diri kita sendiri, bukan orang lain.

Kenapa? Karena sebenarnya jika kita mampu memahami diri kita sendiri, maka kita akan tahu dan sadar, apa yang seharusnya kita lakukan untuk teman kita, apa yang sewajarnya kita perbuat terhadap orang tua kita, apa yang sepantasnya kita hadirkan untuk orang-orang yang kita cintai. Jadi, apabila kita telah mampu memahami diri kita sendiri, kita akan tahu apa posisi kita terhadap orang lain, dan secara tidak langsung kita telah memahami orang lain.

Tapi sayang, tak jarang kita "gagal" memahami diri kita sendiri.

Sabtu, 15 Oktober 2011

Untuk Sahabat-Sahabatku

catatan ini pernah dimuat di faceboook, hari minggu, 16 Oktober 2011...


Sahabatku yang aneh-aneh,
Sebagai manusia, kita tak pernah mampu untuk hidup sendiri. Kita adalah makhluk sosial, itulah yang sering kita baca dalam pelajaran PPKn dan Tarbiah dulu. Sekuat apapun seseorang, sekaya apapun seseorang, ia tak kan mampu hidup sendiri. Selayaknya kita sebagai manusia saling tolong-menolong dalam kebaikan, walaupun dulu kita sering tolong-menolong dalam kejahatan jugaJ. Maka, kita perlu sahabat. Sahabat yang menghiasi hari kita, mewarnai senyum kita, melukiskan dalam hati kita kenangan yang akan menjadi kisah klasik pengatar tidur anak cucu kita kelak. Dan tak dapat diragukan, aku sudah menemukannya, sahabat. Kamu adalah sahabatku.

Sahabatku yang nakal-nakal,
Kalau aku menilik sekilas ke belakangku, sekilas melirik ke lampauku, niscaya aku tak mampu meniliknya ataupun sekedar meliriknya. Karena setiap kali hal ini kulakukan, aku harus memutar kembali badanku seutuhnya kembali ke masa dulu, masa-masa indah saat kita bersama. Terlalu banyak memori yang terekam dalam hati yang hanya seberat 2 kg ini. Tak jarang, kedua mataku sembab mengenang masa-masa jaya kita dulu.

Jumat, 14 Oktober 2011

Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak

 Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan
pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di
sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya,
“Nak, apakah benda itu?”
“Burung gagak”, jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi
pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu
menjawab dengan sedikit kuat,
“Itu burung gagak, Ayah!”
Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama.
Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama
diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat,
“BURUNG GAGAK!!” Si ayah terdiam seketika.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Elegi Seorang Pengajar (2-Part 2)

Setelah mengetahui kalau si Kumbang merokok, saya berniat memancingnya supaya mengaku sendiri pada saya. Supaya lebih ikhlas tentunya.


Esoknya saya masuk kelas dengan muka santai, “Gimana pengecekan lemari kemarin? Ada yang terambil kaosnya, HPnya, laptopnya, atau kulkasnya mungkin?”, tanya saya sambil bercanda yang langsung disambut dengan keributan saling lempar-melempar ejekan ke temannya. “Ade ketahuan laptop ustadz”, kata yang satu. “Ngga ustadz, Julian yang bawa kulkas”, balasnya yang langsung disambung dengan koor tertawaan dari teman sekelas yang lain. “Sudah”, saya menengahi, “Ustadz dapat laporan dari beberapa orang ustadz, bahwa diantara antum ada yang ketahuan punya HP, rokok, kamera, dan alat elektronik lain”, sambung saya dengan wajah serius(sebenarnya laporan yang saya dapat hanya rokok, tapi untuk memancing saya sebutkan saja beberapa alat elektronik). “Isma’uu, dengarkan. Jadi sebelum ustadz bongkar, yang kemarin merasa ketahuan, silahkan antum mengaku ke ustadz sebelum besok. Ustadz tunggu di kamar ustadz. Kalau ngga mengaku, berarti siap untuk ustadz permasalahkan”, ancam saya. Satu kelas pun sunyi tanpa suara mendengar ancama saya.

Kamis, 06 Oktober 2011

Elegi Seorang Pengajar (2-Part 1)


 Al-Waladu Sirru Abihi. Seorang anak adalah rahasia dari ayahnya. Kalau anda menemukan seorang anak nakal, sering melawan, maka yakinlah bahwa ayahnya dulunya seperti itu. Rahasia sang ayah itulah yang menjadi wujud sang anak. Maka hati-hatilah bagi anda, sang calon ayah. Karena setiap rahasia yang anda sembunyikan akan terwujud pada sang anak.


***


Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, sebagai wali kelas, saya memiliki “anak-anak” sebanyak 32 orang. Diantara mereka ada yang kelihatannya baik, ada yang kelihatannya nakal, ada yang kelihatannya pintar, ada juga yang kelihatannya kurang.

Selasa, 27 September 2011

Perkawinan dari Allah

Yang namanya hikmah, manusia ga bakal pernah tahu kapan datangnya. Kadang saat ia dicari, sulit untuk ditemukan. Tapi tak jarang, kadang ia datang dengan tiba-tiba, tanpa tanda-tanda.


***

Saat itu saya sedang dalam perjalanan menuju Banyuwangi. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 14 jam dikarenakan macet. Waktu yang panjang saya habiskan dengan facebookan di HP, dengerin musik, main game, nonton fim, juga tidur tentunya.

Waktu menunjukkan jam 16.40, saya terbangun dari tidur yang bisa dibilang tidak nyenyak, karena berkali-kali saya harus menahan kepala saya yang berguncang dikarenakan jalanan yang rusak dan macet. Saya merenggangkan badan sambil melihat pemandangan di luar. Toko ****, Probolinggo. Berarti saya sudah di Probolinggo. Saya memutar badan ke arah belakang, koq tema-tema pada serius ngeliat ke depan ya?, pikir saya. Sayapun membalikkan badan melihat ke tempat yang sama. Di depan, TV yang disediakan oleh bis sedang menyala menyiarkan film Malaysia. Mau tak mau saya pun larut dalam tontonan.

Bomo on Friday


Hari Jum'at adalah hari libur bagi anak pondok. Seminggu yang melelahkan kami refresh dengan sekedar istirahat, jalan-jalan ke kota, main game, nonton TV, atau mencuci baju. Jum'at pertama saya di Banyuwangi dihabiskan untuk pergi ke Pantai Bomo, pantai pasir hitam yang berjarak sekitar 3 km dari pondok. Sambil lari pagi kami menikmati keindahan alam di pantai ini. Walaupun secara kualitas masih lebih jauh dibandingkan pantai Trikora atau pantai lain di Tanjungpinang, setidaknya pantai ini melepas kerinduan saya dengan Tanjungpinang. Setelah asyik berfoto-foto kami sempat wisata kuliner ke warung yang disekitar pantai. Harga makanan disini cukup murah, dengan 40 ribu rupiah anda bisa merasakan kelezatan cumi-cumi bakar bersama rekan-rekan anda. Berikut galeri yang sempat kami rekam.


Kamis, 22 September 2011

Pertemuan Rasulullah SAW dengan Iblis

dikutip dari apakabardunia.com

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: "Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku."
Nabi: "Itu Iblis, laknat Allah bersamanya."

Umar ingin membunuhnya.

Nabi: "Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik."

Ibnu Abbas RA : pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.

Elegi Seorang Pengajar (1)


“Apapun yang terjadi, jangan tinggalkan mengajar”
KH. Imam Zarkasy

Menjadi pengajar merupakan suatu pekerjaan yang mulia. Tugas seorang guru menyerupai tugas seorang nabi, menyampaikan yang haq, meng-islah yang batil, menerangi kegelapan dengan nuur ilmu.

Menjadi pengajar bukan sebuah profesi, tapi sebuah panggilan, amal dan investasi. Seorang pengajar yang besar bukanlah seorang pengajar yang sehari-harinya mengajar di sekolah-sekolah elit. Seorang pengajar yang besar adalah seorang pengajar yang mau menghabiskan waktunya mengajar di sebuah surau kecil di tengah hutan belantara dengan ikhlas.

Berbahagialah anda wahai pengajar!

Tapi, mengajar butuh perjuangan, pengorbanan, dan usaha tentunya.

Itulah sang pengajar, semoga saya termasuk salah seorang diantara mereka. Amin.

Sabtu, 17 September 2011

Liburan De Journal

Liburan telah usai. Banyak kenangan yang terpahat di memori, banyak arti yang melekat dalam hati, banyak rasa yang memenuhi sanubari, banyak mimpi yang dating di akhir hari, yang akan menjadi kisah klasik di masa nanti.

Liburan kali ini dimulai pada tanggal 11 Agustus, tepat setelah pengumuman kelulusan studi saya di pondok tercinta. Sebelum pulang saya sempatkan menjenguk adik saya yang di pondok putri, hitung-hitung sambil nyuci mata mencuri-curi pandang ke gerombolan santriwati yang manis-manis. Selepas itu saya, ibu saya dan abang saya berangkat ke Solo, karena pesawat Solo-Jakarta-Tanjungpinang akan terbang pada tanggal 13 Agustus. Saya sempat singgah dulu ke Pasar Klewer, pasarnya batik yang terkenal di Solo. Kalau anda ke Solo, sempatkanlah mengunjungi Pasar Klewer, dimana batik-batik bagus dijual dengan harga yang terjangkau. Saran saya, sebelum anda membeli pastikan anda menawar 50% dari harga yang diberikan terlebih dahulu, setidak-tidaknya anda bisa mendapatkan diskon sebesar 20% nantinya. Juga bagi anda yang ingin berbelanja grosir, tempat ini adalah istananya. Semakin banyak anda membeli, semakin banyak anda mendapat diskon(maaf kalau kedengarannya saya malah seperti agen promosi pariwisata).

Namanya MIA

2 tahun lalu, di suatu sore lebaran saya sekeluarga berkunjung ke rumah saudari saya yang biasanya mengantarkan anak-anak Tanjungpinang ke sebuah pondok tahfiz di Jombang. Setelah duduk sebentar, ada tamu lain yang datang, “Assalamu’alaikum”. Saya tidak memperhatikan siapa yang datang karena sudah terlalu capek keliling ke rumah-rumah saudari. “Kalau Mia masih di pondok, sekarang alhamdulillah sudah hafal lima juz”, sayup-sayup saya mendengar suara ibu saya dan seorang ibu yang baru datang. Saya penasaran, ternyata ada juga saudari saya yang masuk pondok. Akhirnya saya menoleh sekedar ingin tahu siapa tamu ini. Tamu itu empat orang, seorang ibu yang tadi bicara dengan ibu saya, seorang anak laki-laki SMA, seorang remaja putri berkerudung yang seumuran dengan abang saya, dan… seorang remaja putri berkerudung yang sedang tersipu manis mendengar namanya disebut oleh ibunya. “Kalau Mia ni seumuran Zul lah”, kata ibunya lagi. Secara otomatis remaja putri yang namanya Mia tadi melihat kearah saya. Secara tidak sengaja pandangan saya juga sedang mengararh ke arahnya. Dan diapun tersenyum begitu manisnya. Saya bingung mau berbuat apa. Sayapun hanya bisa membalas senyumnya dengan kikuk.

Sebenarnya itu bukan pertemuan pertama kali saya dengan Mia. Pagi harinya sebenarnya saya sudah sempat bertemu dengan keluarganya di rumah saudara saya yang lain. Tapi saat itu keluarga saya datang, dan keluarganya pergi. Saat itu saya tidak memperhatikan sama sekali kalau itulah Mia.

Rabu, 31 Agustus 2011

Lebaran tanpa Ketupat


Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar...
La Ilaha Illallahu Wallahu Akbar...
Allahu Akbar... Walillahilhamdu...

Tak terasa, bulan Ramadhan sudah pergi meninggalkan Tanjungpinang pada tanggal 31 Agustus 2011. Syawal pun tiba dengan hangatnya. Akhirnya lebaran di rumah. Ada ketupat, ada acara sakral: sungkeman, ada air kaleng, ada saudara-saudara yang tak henti-hentinya pulang pergi sambil maaf-maafan.

Mungkin kedengarannya berlebihan, kan cuma lebaran. Ya, tapi masalahnya lebaran tahun lalu saya di pondok.

Setahun yang lalu...

Jumat, 19 Agustus 2011

Al-Fatihah: Wajib atau Sunnah


Hari ini, keluarga saya mengadakan buka bersama di kediamannya. Saya, abang saya serta ayah datang sekitar pukul jam 17.30. Ternyata di kediaman saudara saya sudah datang beberapa keluarga yang lain. Karena melihat Riris, saudara saya yang satu angkatan dulu ketika SMP, saya tidak masuk, malah duduk di luar. Baru basa-basi sedikit, langsung ada teriakan dari dalam rumah. "Zul... Zul... Masuk sini dulu! Salam sama Maksu(sebutan untuk tante dalam melayu, ada Mak Su, Mak Ngah, Mak Lang, Mak Long) ni!", perintah ayah. Saya pun masuk dengan keributan luar biasa dari saudara-saudara saya yang lain. Maklum perempuan. "Ustadz ni ye... Dah ustadz die sekarang", kata Maksu saya. "Dah ceramah lom ni?", tanya salah seorang kerabat saya yang lain. "Belom lah, tak ade tawaran", jawabku. "Kalau macam tu tahun depan daftarkan aje ke dinas agame. Biar latihan aje", kata saudara saya yang lain pada ayah. Mati aku ni, saya membatin. "Iye lah", jawabku sambil tersenyum manis.

Rabu, 17 Agustus 2011

Tanjungpinang 2011



13 Agustus 2011, 20:05
Pesawat tiba dari Jakarta mendarat dengan selamat di Tanjungpinang, Kota Gurindam. Ketika keluar dari pesawat saya melihat bangunan seperti perumahan memanjang, yang akhirnya terpaksa saya yakini inilah bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjungpinang. Saya tertawa pahit. Saya sudah merasakan bandara di Jakarta, Semarang, Solo, Jogja, Batam, bahkan Riyadh dan Jeddah. Dalam pikiran saya, yang namanya bandara itu bangunannya besar, luas, bertingkat, ramai, mewah, juga berkelas. Sampai bandara di Jogjapun yang terhitung kecil masih bisa dimasukkan ke kategoti diatas.Tapi Tanjungpinang? Bandaranya kecil, cuma 1 tingkat, sepi, gelap, sekitarnya hutan. Haha... Tapi, bagaimanapun juga inilah Tanjungpinang. Walaupun penerbangan hariannya cuma 2 kali (Tanjungpinang-Jakarta dan Jakarta-Tanjungpinang), saya harus tetap bersyukur. Mungkin dari bandara ini 5 tahun lagi Tanjungpinang sudah punya bandara internasional. Who knows?. Apalagi mengingat Tanjungpinang sedang dalam masa pembangunan. Semoga pembangunan Tanjungpinang ini dapat direalisasikan dengan baik tanpa adanya "permainan-permainan" yang tidak perlu dibalik aktor-aktornya.

Minggu, 14 Agustus 2011

Tie A Yellow Ribbon Round the Old Oak Tree



I'm comin' home, I've done my time
Now I've got to know what is and isn't mine
If you received my letter telin' you I'd soon be free
Then you'll know just what to do if you still want me
If you still want me

Tie a yellow ribbon 'round the old oak tree
It's been three long years
Do you still want me?
If I don't see a yellow ribbon round the old oak tree
I'll stay on the bus
Forget about us
Put the blame on me
If I don't see a yellow ribbon round the old oak tree

Bus driver, please look for me
'Cause I couldn't bear to see what I might see
I'm really still in prison, and my love she holds the key
A simple yellow ribbon's what I need to set me free
I wrote and told her please:

Now the whole damn bus is cheering
And I can't believe I see
A hundred yellow ribbons 'round the old oak tree
I'm comin' home


Shalat yuk!

Apa yang diajarkan islam dalam shalat?



1. Islam mengajarkan bagaimana kematian.

Bagaimana islam mengajarkan bagaimana kematian dalam shalat? Saat seseorangmemulai shalat, ia menaruh tangan di atas dada, saat itulah ia ditunjukkan beginilah keadaan ia saat mati nanti. Tangan di dada, pandangan ke arah tanah. Dari tanah manusia diciptakan dan kesanalah ia akan kembali. Kemudian bacaan "Wajjahtu Wajhi..." sampai akhir menjadi syahadat kita. Maka ketahuilah shalat, niscaya anda akan mengetahui kematian. Perbaikilah shalat, maka akan memperbaiki kematian nanti.


2. Islam mengajarkan kesehatan.
Telah dibuktikan oleh para pakar-pakar kesehatan dunia, bahwa shalat terbukti menyehatkan tubuh. Mulai dari takbiratul ihram yaang melancarkan darah, getah bening, cairan limfe, serta oksigen. Selanjutnya ruku' yang bermanfaat menjaga fungsi serta posisi tulang belakang. Terus sujud yang memompa getah bening ke leher dan ketiak, bahkan bermanfaat bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan. Hingga salam yang merelaksasikan otot leher dan kepala. Semuanya bermanfaat melancarkan, serta menjaga fungsi organ tubuh. Sebagai latihan juga relaksasi bagi tubuh.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Ibtidaan Lihazaa: Bismillah...


Assalamu'alaikum wr. wb!

Atas terbitnya edisi pertama dari blog ini, saya selaku tim redaksi yang hanya seorang ini, mengucapkan alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala rahmah, hidayah, dan inayah-Nyalah, saya mampu menghidupkan laptop, mengaktifkan modem, mengetik keyboard, menggeser mouse, dan akhirnya menekan "enter". Kemudian shalawat dan salam semoga selalu terucapkan pada nabi besar Muhammad SAW, tanpanya dunia ini masih dalam masa jahiliyyah, ga ada laptop, ga ada internet, sayapun entah ada atau engga, wallahu a'lam. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih pada saudara protokol, yang telah... Maaf! Ga ada prokol, bukan acara pidato atau ceramah nih!